Desa Tegalombo Kec Kalikajar Kab Wonosobo

 

https://www.desategalombo.blogspot.com

 

Desa Tegalombo merupakan salah satu desa di Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo yang berada di antara Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, tepatnya di kaki Gunung Sumbing. Desa ini mempunyai luas sekitar 210,045 Ha/m2 dengan ketinggian 800 mdpl. Curah hujan di desa Tegalombo terbilang cukup tinggi yaitu 40 Mm .
Batas wilayah Desa Tegalombo adalah sebagai berikut :
Sebelah utara    : Kecamatan Kertek
Sebelah selatan    : Desa Kembaran
Sebelah timur    : Desa Butuh Kidul
Sebelah barat    : Desa Maduretno            Penduduk di desa Tegalombo berjumlah 3572 jiwa, dengan jumlah perempuan sebanyak 1809 jiwa dan laki-laki berjumlah 1763 jiwa. Mayoritas penduduk desa Tegalombo bermata pencaharian sebagai petani dan buruh tani.  
Terdapat lima dusun di desa Tegalombo yaitu dusun Kaliyoso, dusun Dumpil, dusun Campursari, dusun Susukan dan dusun Sukoyono.
Terletak di kaki Gunung Sumbing dengan ketinggian ± 800 meter di atas permukaan laut, tak heran jika cuaca di Tegalombo terbilang cukup dingin dan sering berkabut. Dan dikarenakan lokasinya di daerah pegunungan, Desa Tegalombo memiliki pemandangan alam yang sangat indah, yang tentunya sayang untuk anda lewatkan.

POTENSI DAERAH


        Dengan mengusung tema “Endless Fascination”, tentunya banyak potensi yang dihadirkan Desa Tegalombo. Mulai dari alamnya yang indah, produk kerajinan lokal, aneka sajian kuliner, produk unggulan daerah, tradisi dan seni yang kuat mengakar, sampai dengan penduduknya yang ramah. Berikut adalah rincian potensi yang ada di Tegalombo.
       
1.    Potensi Alam:

               a.    Bendungan Muncar

        Muncar adalah bendungan yang dibangun pada tahun 1995, dimana airnya berasal dari Sungai Kaligaluh. Bendungan ini memiliki panorama alam yang indah, dibangun di antara perbukitan dan bentangan sawah. Air dari bendungan ini dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai irigasi sawah dan dialirkan oleh PDAM daerah Wonosobo sampai ke Kabupaten Purworejo.

               b.    Situs Mataram

        Situs ini terletak di atas dusun Kaliyasa, Tegalombo. Dipercaya merupakan peninggalan pendiri dusun, yang konon masih memiliki darah Kerajaan Mataram. Oleh karena itu, warga dusun Kaliyasa memiliki sebutan ‘Putra Mataram”.
 
               c.    Air Terjun Tuk Sewu

        Masih satu lokasi dengan Bendungan Muncar, air terjun ini berasal dari mata air yang terletak di atas bukit.

2.    Produk Unggulan

               a.    Tikar Mendong

         Membuat tikar yang berbahan dasar mendong adalah salah satu kegiatan sampingan masyarakat Tegalombo di luar pekerjaan utama sebagai petani. Mendong yang sudah melalui tahapan pemipihan dan pewarnaan ditenun menjadi tikar beraneka desain nan cantik. Untuk menambah nilai jual, sekarang pengrajin tikar mendong telah melakukan inovasi yaitu dengan membuat kerajinan lain selain tikar, misalnya keranjang, taplak meja, dan barang kerajinan lainnya. Pemasaran hasil kerajinan dari mendong ini mencapai daerah Tasikmalaya, Bandung, dan sebagian kota di Jawa Tengah dan Bali.

               b.    Pembuatan Kijing dan Tungku

        Selintas membaca kata kijing dan tungku akan terdengar menyeramkan, namun di tangan warga Tegalombo, kijing dan tungku bisa menjadi usaha yang mendatangkan uang. Kijing aneka warna dan ukuran serta tungku masak terjajar rapi hampir di seluruh rumah di sepanjang jalan utama dusun Campursari, Tegalombo.

               c.    Pembuatan Jaranan

        Jaranan atau yang dalam Bahasa Indonesia lebih sering disebut dengan Kuda Kepang juga mampu dihasilkan oleh tangan terampil warga Tegalombo. Bahkan desa tetangga atau berbagai daerah lainnya di Wonosobo pun memesan Kuda Kepang dari Bapak Muhtar, warga dusun Kaliyasa, Tegalombo. Satu buah kuda kepang dihargai sampai dengan seratus ribu rupiah, cukup mahal memang, namun sebanding dengan ketelitian dan keindahan bentuk serta warna si kuda kepang. Selain Kuda Kepang, pengrajin juga membuat perlengkapan lainnya seperti topeng dan kendang.
 
3.    Pertanian

        Kondisi alam yang mendukung sebagai lahan pertanian membuat hasil pertanian di Desa  Tegalombo cukup maju. Hasil pertanian biasanya langsung dijual ke pedagang untuk kemudian dijual ke pasar. Komoditas pertanian di desa Tegalombo meliputi cabe, kubis, terong, buncis, tomat, loncang, sawi, jagung, padi, buncis, brokoli, kacang-kacangan, ketimun, seledri,labu siam, wortel dan berbagai tanaman palawija lainnya.

4.    Peternakan

        Jenis hewan ternak yang ada di desa Tegalombo meliputi sapi, kambing, ayam, bebek, entok,dan marmut. Hewan seperti sapi dan kambing bahkan sudah dikirim ke daerah Bandung dan Jakarta sebagai pasokan hewan untuk kurban. Di samping itu, sebagian warga desa juga memiliki usaha perikanan kecil seperti tambak atau kolam ikan yang hasilnya dikonsumsi untuk pribadi dan sebagian dijual ke pasar. Untuk kolam ikan biasanya diisi dengan ikan mujair, ikan mas, ikan nila ikan baskab dan lele.

5.    Seni dan Tradisi

        Nuansa seni tradisi masih sangat kental di desa Tegalombo. Hal tersebut terbukti dari banyaknya kesenian yang masih dijaga kelestariannya oleh masyarakat. Kesenian tersebut antara lain:

               a.    Hak-hakan
        Hak-hakan merupakan acara kesenian yang HANYA terdapat di dusun Kaliyasa, Tegalombo, dan satu-satunya di Indonesia. Kesenian ini merupakan tradisi turun-menurun dari leluhur dusun, yang menceritakan awal mula berdirinya dusun Kaliyasa. Rangkaian acara Hak-hakan terdiri dari menari satu hari penuh (yang menggambarkan usaha pendiri dusun dari mulai membuat saluran air, membuka lahan, membangun rumah atau pendopo), pertunjukan wayang kulit satu malam penuh, dan Tayuban. Tradisi Hak-hakan diadakan tiap tiga sampai lima tahun, yang telah diturunkan sejak ratusan tahun yang lalu. Saking terkenal dan uniknya kesenian satu ini, tiap penyelenggaraannya pasti dikunjungi oleh wisatawan local, asing, wartawan media cetak dan televise, dan Dinas Pariwisata dari berbagai kota.

               b.    Warokan

        Warokan (atau Tari Warok) merupakan salah satu kesenian yang menggabungkan seni tari dan musik tradisional gamelan yang beranggotakan kurang lebih 21 orang pemain. Tarian yang menggunakan kuda kepang ini biasanya dilakukan oleh anak-anak lelaki. Kesenian ini biasa dipentaskan saat hari-hari besar seperti 17 Agustusan.

               c.    Lenggeran/Tari Topeng

        Lenggeran atau yang biasa juga disebut Tari Topeng ini sering dipentaskan pada acara desa seperti 17an dan hak-hakan. Tarian Topeng biasanya dipentaskan pada sore hari sekitar jam 4, berhenti saat waktu maghrib dan dilanjutkan setelah shalat isya hingga jam 1 malam. Pada saat menari, penari laki-laki memakai topeng  sedangkan penari wanita memakai selendang.

               d.    Tari Barong
 
        Tari barong biasanya dilakukan setelah tari topeng selesai dilaksanakan, dengan kata lain tari barong merupakan tari penutup dari tari topeng. Sedangkan untuk tarian pembuka tari topeng biasanya ditampilkan tarian kuda lumping.

               e.    Rebana

        Group Rebana yang didirikan sekitar delapan bulan yang lalu ini berkembang dengan baik. Group rebana yang diberi nama “kalijogo” ini beranggotakan 16 orang dengan Anto, Eli, dan Imam sebagai vokalis. Tidak seperti group rebana lainnya, group rebana Kalijogo ini sudah terbilang modern dengan alat music menggunakan organ, gitar, suling, bass, gendang dan tamborin. Group rebana ini mengaransemen lagu-lagu dengan music yang menarik dan mengganti liriknya dengan lirik islami seperti shalawat.

PENDIDIKAN

        Tingkat kesadaran di desa Tegalombo masih sangat rendah, hal ini terlihat dari jumlah sebagian besar masyarakat desa Tegalombo yang hanya lulusan SD. Namun sekarang sudah banyak penduduk yang meneruskan ke SMA maupun Perguruan Tinggi.
Untuk sarana pendidikan di desa Tegalombo sendiri terdapat 1 POS PAUD (PAUD Seruni Tegalombo), 1 TK , 2 SD (SD Negeri 1 dan 2 Tegalombo), 1 MI serta terdapat pula pendidikan Kejar Paket B dan paket C.



PEMERINTAHAN

        Desa Tegalombo terdiri dari lima dusun, yaitu dusun Kaliyasa, dusun Dumpil, dusun Susukan, dan dusun Sukoyono. Pemerintah Desa Tegalombo saat ini berada dibawah kepemimpinan bapak Pardiyono sebagai Kepala Desa yang menjabat sejak tahun 2006.
Berikut adalah struktur pemerintahan desa Tegalombo :
Kepala Desa               : Pardiyono
Sekretaris Desa         : Nargiyanto
Kaur Keuangan         : Binem
Kaur Pembangunan : Sabar Rahayu
Kaur Kesra                : Kinah
Kaur Umum              : Warno Utomo
Kadus Kaliyoso         : Sunarno
Kadus Dumpil           : Sumarso
Kadus Campursari   : Ardiyanto
Kadus Susukan         : Wahito
Kadus Sukoyono       : Joharman

        Apel dan meeting Senin pagi di balai desa merupakan acara wajib perangkat desa di tiap minggunya. Selain acara di balai desa perangkat desa juga memiliki agenda pertemuan rutin bulanan tingkat desa maupun tingkat dusun.

KEGIATAN WARGA

        Meski tergolong pedesaan, namun kegiatan warga Tegalombo tak jauh beda semaraknya dengan warga lingkungan perkotaan. Baik warga pria, wanita, pemuda, dan anak-anak memiliki wadah kegiatan sosial sendiri-sendiri. Di bawah ini adalah wadah kegiatan sosial warga Tegalombo:

1.    PKK Ibu-ibu
2.    POSYANDU
3.    Pengajian Selapanan untuk bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda, remaja putrid, Putra
       Mataram Junior, Putra Mataram Senior, serta warga lanjut usia.
4.    Perkumpulan Pemuda Kaliyasa (PEKA)
5.    Perkumpulan Rutin Aparat
6.    Pengajian Mingguan

OLAHRAGA

        Sepakbola adalah olahraga paling digemari warga Tegalombo. Tiap-tiap dusun memiliki persatuan sepakbola sendiri yang rutin mengadakan latihan dan juga mengikuti turnamen. Biasanya persatuan sepakbola terdiri dari tim junior dan tim senior. Untuk mendukung olahraga sepakbola, desa Tegalombo memiliki beberapa lapangan, meski kondisinya masih belum memadai. Selain sepakbola terdapat juga olahraga Pencak Silat, yang dinamai Perguruan Kembang Setaman.

KESEHATAN

        Dilihat dari sudut pandang kesehatan, Tegalombo sudah memiliki sarana kesehatan yang cukup memadai bagi penduduk desa. Saat ini Tegalombo memiliki satu POLINDES dan dua bidan desa yang siap melayani masyarakat. Warga Tegalombo tergolong sehat dan jauh dari penyakit berbahaya.


        Untuk mendukung kondisi kesehatan dan perkembangan bayi, balita, ibu hamil, serta lansia, warga Tegalombo juga rutin mengunjungi POSYANDU tiap bulan, yang diadakan di masing-masing dusun. POSYANDU memberikan penyuluhan gizi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis bagi bayi, balita, ibu hamil, serta lansia, layanan KB, dan juga pemberian makanan tambahan (PMT).